SERBA SALAH JADI JANDA
TAK ada yang bercita-cita jadi janda, sebagaimana para lelaki tak bercita-cita jadi duda.
Baik terbayang sebagai janda kembang, maupun janda muda beranak dua.
Yang terbayang dalam pernikahan adalah bersama hingga tua, hingga akhir menutup mata.
Hanya dalam perjalanan hidupnya, sebagian wanita harus menghadapi kenyataan berpisah dengan suaminya, hingga status janda pun tak kuasa ditolaknya.
Tapi Islam tak membedakan kedudukan manusia, lajang, bujang, janda, duda, sama saja kedudukannya. Selama iman, takwa, dan baik akhlaknya, mulia kedudukannya.
Hanya saja sebagian masyarakat menganggap janda kurang terhormat, jadi bulan-bulanan, dan bahan olok-olokan.
Sebagian lelaki nakal mencuri-curi kesempatan untuk menggodanya. Yang lebih menyedihkan sebagian ustadz menjadikan goyun dalam ceramahnya.
Sebagian lelaki nakal mencuri-curi kesempatan untuk menggodanya. Yang lebih menyedihkan sebagian ustadz menjadikan goyun dalam ceramahnya.
Padahal…
Apa salahnya janda hingga dipandang sebelah mata?
Seberapa besar dosanya hingga engkau mengoloknya?
Kalau pun punya kesalahan, tak layak kita jadikan guyonan dan bahan olok-olokan.
Janda juga manusia, punya hati juga rasa. Maka perlakukan sewajarnya, hormati kedudukannya, dan perlakukan sebagaimana mestinya.
Dalam catatan sejarah kita mengenal Imam Jalaludin as-Suyuti, seorang ulama dan penulis produktif yang melahirkan banyak karya.
Sampai akhir hayatnya tidak kurang dari 600 kitab ditulisnya, sebagian pendapat mengatakan sekitar 900 judul kitab.
Karyanya yang paling fenomenal adalah kitab Tafsir Jalalain, yang ditulis bersama Imam Jalaluddin al-Mahalli.
Bila kita cermati kisah hidupnya, beliau dibesarkan oleh seorang ibu yang berstatus janda.
Selain Imam Jalaludin, banyak pula orang-orang hebat yang menjadi ahli fiqih, hadits, dan tafsir seperti Imam Syafi’i, Imam Ahmad, dan Imam Bukhari, semuanya dibesarkan dan hidup dalam didikan ibu yang janda.
Bahkan Nabi Muhammad Saw pun diasuh oleh ibunda yang janda.
Kedudukan mereka mulia, tak jauh beda dengan gadis atau wanita bersuami.
Yang perlu kita pahami adalah bagaimana memperlakukan, menyikapi, dan menghormati hak-hak mereka sebagai manusia dan saudara sesama muslim.
Janda!
Semoga Allah muliakan kedudukannya di dunia dan akhirat. Semoga Allah karuniakan suami yang menjaganya, baik, shalih dan menuntunnya ke pintu surga.
SUMBER REFFERENSI :
https://www.islampos.com/apa-309828/ KUNJUNGI HALAMAN KLIK DISINI